Serial Gadis Kretek dan Pelajaran Sejarah yang Tak Boleh Dilupakan
Dian Sastrowardoyo sedang FYP di TikTok. Semua hal tentang dirinya menjadi konsumsi publik sehingga bikin orang-orang menjadi ‘kedanan’. Mulai dari cara Mbak Dian berpakaian, cara berbicara, sampai cara dia berjalan, semua ditiru oleh warganet yang sedang menggilai serial Gadis Kretek.
Saya pun sedang menggilai serial itu, bukan saya ingin menjadi Soeraja yang gila akan cinta, tapi saya suka dengan cara penutur menceritakan kisahnya dengan sudut pandang sejarah yang sempurna. Tidak banyak film yang berlatar masa lalu memberikan keterangan dengan cara sebagus Gadis Kretek.
Saya akui saya belum atau mungkin tidak membaca Gadis Kretek versi novel. Tapi, saya menamatkan serialnya. Saya sangat terkejut dengan cara penulis dan sutradara Gadis Kretek menggambarkan situasi dan latar yang begitu detail serta tidak melupakan penulisan dengan menggunakan cara pandang sejarah.
Sejarah bersifat diakronik, yaitu memanjang dalam waktu. Berbeda dengan ilmu sosial yang bersifat sinkronik yaitu melebar dalam ruang. Sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Keduanya punya perbedaan yang sangat penting yaitu tentang cara pandang atas sebuah peristiwa. Maka dari itu, penulisan sejarah tidak bisa disamakan dengan cerita biasa.
Berpikir secara diakronik adalah kunci dalam menulis dan memahami peristiwa sejarah. Sebelum membahas lebih jauh, diakronik adalah sifat yang khas dimiliki oleh sejarah yaitu dengan cara memahami sebuah peristiwa dari waktu ke waktu. Maka dari itu, sejarah memerlukan konsep periodisasi dan kronologi.
Kronologi adalah kuncinya. Sebuah tulisan masa lalu yang tidak dikemas secara kronologis sulit untuk diterima sebagai sebuah tulisan sejarah. Artinya, semua tulisan sejarah harus melibatkan waktu. Dalam hal ini adalah kapan peristiwa itu terjadi.
Kita kembali ke serial Gadis Kretek. Dari awal serial ini dimulai, penulis sudah memberikan latar yang sangat epik. Ia memberikan keterangan bahwa pabrik kretek milik Pak Idrus, ayah dari Dasiyah berdiri dan mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1964.
Tahun di mana Indonesia baru merdeka dan sedang meraba bagaimana cara mereka membangun sebuah negara. Maka dari itu, industri yang berdiri pada tahun tersebut masih berupa industri rumahan dan masih mengandalkan pasar lokal. Kretek adalah contoh yang sangat pas.
Selain itu, pada tahun 60-an, Jawa adalah suku yang masih mengedepankan jiwa kebangsawanan. Salah satu contohnya adalah pemanggilan sebutan ‘jeng’ kepada seorang bernama Dasiyah sehingga ia lebih akrab dipanggil dengan nama Jeng Yah ketimbang nama aslinya.
‘Jeng’ dalam bahasa Jawa biasanya dihubungkan dengan kata ‘Ajeng” yang berarti cantik atau ‘Dhiajeng’. Sapaan tersebut biasanya digunakan untuk mengganti kaya mbak yu atau mbak ayu. Tidak semua perempuan bisa dipanggil dengan panggilan ‘ajeng’.
Ketika penonton atau pembaca mengetahui kapan peristiwa sejarah itu terjadi, maka mereka akan mengetahui bagaimana latar belakang sosial dan politik pada tahun tersebut. Hal ini biasanya dikaitkan dengan peristiwa besar yang tercatat dalam buku-buku sejarah yang dipelajari di sekolah.
Setiap anak punya zamannya dan setiap zaman punya anaknya. Hal inilah yang menjadi contoh betapa keterangan waktu dan penulisan sejarah secara kronologis itu sangat penting.
Setelah pabrik rokok Kretek Merdeka miliki Pak Idrus sukses pada tahun 1964, satu tahun setelahnya mereka hancur. Tahun 1965 adalah tahun yang sangat mencekam bagi masyarakat Indonesia. Tahun di mana negara mengalami masa kelam saat sebuah partai politik dibabat habis oleh pemerintah dengan aparatnya yang represif.
Bagaimana situasi pada masa itu? Satu kata yang bisa menggambarkan adalah ‘kacau’. Begitu pula cerita yang ditulis di serial Gadis Kretek. Pada tahun tersebut, kekacauan benar-benar terjadi. Pak Idrus ditangkap dan pabriknya tutup. Keluarganya hancur dan masa depan anak-anaknya menjadi suram.
Bagaimana jika penulis tidak menyajikan tahun dalam peristiwa tersebut? Penonton dan pembaca pasti akan kebingungan. Mereka akan bertanya-tanya apa yang terjadi, kenapa kekacauan itu terjadi, dan siapa yang ada di balik kekacauan tersebut sehingga membuat keluarga Idrus hancur berantakan?
Penulisan tahun 1965 menjawab itu semua. Siapa yang tidak tahu peristiwa 65? Setiap tahun di akhir bulan September kita semua dipaksa untuk menyaksikan pembantaian dalam sebuah film yang sudah kita tonton berulang-ulang. Hampir semua masyarakat Indonesia tahu apa yang terjadi di tahun tersebut.
Ironisnya, pemaparan kisah sejarah secara kronologis hanya sedikit sekali yang bisa kita temukan di film atau serial. Apalagi konten media sosial yang mengatasnamakan kisah sejarah. Para sejarawan media sosial seringkali berbicara dalam podcast-podcast dengan masih menggunakan bahasa yang ambigu.
Mereka tidak memberikan kapan peristiwa yang diceritakan itu terjadi. Alih-alih memaparkan tahun secara rinci, para sejarawan media sosial lebih memilih untuk menggunakan frasa ambigu seperti ‘pada masa lalu’ atau ‘orang-orang zaman dulu’. Ini tidak menggambarkan peristiwa sejarah sama sekali.
Tahun 1920 dan tahun 1355 itu sama-sama ‘pada masa lalu’ dan sama-sama dihuni oleh ‘orang-orang zaman dulu’. Dalam konteks orang Jawa, orang-orang di tahun 1945 adalah orang Jawa yang berbahasa Belanda dan sekolah di HBS, sedangkan orang Jawa tahun 1355 adalah orang Jawa yang gemar membangun candi dan belajar di Kadewaguruan.
Maka dari itu, ini adalah contoh betapa peristiwa sejarah itu sangat penting dijelaskan dan dipaparkan secara kronologis. Terlebih dengan menggunakan tahun yang jelas. Ada jarak yang sangat jauh dan situasi yang sangat berbeda ketika peristiwa sejarah disampaikan tanpa melibatkan tahun.
Saya tidak ingin mengatakan bahwa serial Gadis Kretek adalah peristiwa nyata yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Serial Gadis kretek adalah kisah fiktif yang ditulis oleh seorang novelis. Saya hanya ingin menggambarkan betapa pentingnya cara pandang sejarah dalam memahami peristiwa masa lalu.
Cara pandang sejarah akan memudahkan orang dalam memahami sebuah peristiwa. Setiap orang punya bekal pengetahuan tentang masa lalu, jika bekal itu digabungkan dengan keterangan sejarah yang lengkap maka uraian masa lalu yang bersifat historis itu akan lebih mudah dipahami oleh audiens.
Posting Komentar untuk "Serial Gadis Kretek dan Pelajaran Sejarah yang Tak Boleh Dilupakan"
Beri saran