Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kweekschool Yogya 'Sekolah Raja’ Zaman Belanda yang Berjasa Mencetak Guru dari Kalangan Pribumi

Ketika Indonesia berada di bawah pemerintahan Kolonial Belanda, mereka membangun sebuah sekolah yang diperuntukkan untuk para pribumi.

Sekolah itu dinamakan Kweekschool atau juga disebut sebagai sekolah guru di Yogyakarta. Sekolah itu dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Tujuan pendiriannya adalah untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat pribumi atau bumiputera supaya bisa mendapatkan pendidikan khususnya tenaga terampil yang dibutuhkan kelompok pengusaha swasta. Simak ulasannya.

Sejarah Kweekschool Yogyakarta

Mengutip dari laman bpcbdiy.kemdikbud, Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers dibuka pada 6 Februari 1897. Hal itu didasari pada peraturan pendidikan untuk guru bumiputera yang dikeluarkan oleh pemerintahan Kolonial Belanda.

Adapun siswa yang diterima di sekolah tersebut haruslah berada di rentan usia 12 sampai 16 tahun dan lulus dari Sekolah Jawa kelas satu. Siswa yang sekolah di sini akan mendapatkan fasilitas berupa tempat tinggal dan alat tulis secara gratis.

Selain itu, siswa juga wajib memiliki kemampuan dan lulus dari ujian materi seperti berhitung, berbahasa, menulis Jawa, menulis indah, ilmu bumi, dan bahasa Melayu dalam aksara latin.

Pelajaran di Kweekschool

Adapun materi yang dipelajari di Kweekschool Yogyakarta ini meliputi berbagai macam keterampilan dan juga ilmu-ilmu penting. 

Seperti bahasa Jawa dan Melayu, ilmu pengajaran dan pendidikan, ilmu bumi, sejarah Hindia, membaca dan menulis, berhitung, mencetak, menggambar, menyurvei, ilmu pasti, dan sejarah alam, bahkan sampai materi praktik mengajar.

Sekolah ini ditempuh selama 4 tahun dan salah satu pengajar dari kalangan pribumi yang juga tergabung sebagai guru di Kweekschool adalah K.H. Ahmad Dahlan. Ia memberikan materi tentang agama Islam kepada para siswa.

Sekolah untuk Guru Jawa

Lulusan dari sekolah ini mendapatkan gelar setara dengan diploma di masa sekarang. Gelar itu dapat dipakai oleh mereka sebagai guru di Jawa. Karier mereka sebagai guru akan dimulai dengan mengajar sebagai guru pembantu di sekolah Jawa kelas satu.

Kompleks sekolah Kweekschool ini sangat luas. Terdiri dari gedung untuk belajar, rumah direktur dan guru-guru lainnya, serta tempat tinggal para siswa. 

Pada tahun 1909, disebutkan bahwa jumlah siswa di sekolah tersebut mencapai 50 orang. Hal ini menjadi salah satu nafas baru dalam dunia pendidikan Indonesia pada masa Hindia Belanda, yang mana saat itu masyarakat bumiputera sangat kekurangan tenaga pendidik.

Kweekschool Disebut sebagai Sekolah Raja

Pada perkembangan selanjutnya, Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzers  masih dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan setelah Indonesia merdeka.

Sekolah yang sekarang berlokasi di SMA 1 Yogyakarta ini disebut sebagai ‘sekolah raja’, yaitu sekolah yang biayanya ditanggung oleh Kerajaan Belanda.

Meskipun pada awalnya sekolah ini didirikan untuk mencari tenaga terampil dan guru dari kalangan pribumi, namun setelah munculnya peraturan politik etis, Kweekschool di Yogyakarta ini menjadi sarana untuk menunjang politik baru tersebut.

Posting Komentar untuk " Kweekschool Yogya 'Sekolah Raja’ Zaman Belanda yang Berjasa Mencetak Guru dari Kalangan Pribumi"