5 Ketakutan tentang Ayang yang Sebetulnya Tidak Menyeramkan
Sebagian besar anak muda punya ayang. Pasangan adalah salah satu orang memiliki kedekatan personal yang lebih dalam ketimbang teman, keluarga, atau bahkan orang tua. Sesederhana, ketika kita lagi jelek dan keringetan, pasangan kita masih akan tetap bilang kita cantik atau ganteng.
Saya tahu itu bohong, tapi setidaknya itu menyenangkan dan
melegakan. Ayang adalah salah satu orang yang kadang bisa memberikan kesembuhan
atas rasa tidak percaya diri yang berlebihan.
Meskipun begitu, banyak dari anak muda zaman sekarang yang
masih menyimpan ketakutan-ketautan perihal menjalin hubungan dengan ayang.
Padahal sebetulnya, ketakutan-ketakutan itu tidak semenyeramkan yang ada di
bayangan.
Seya merangkum lima hal yang kerap ditakutkan oleh anak-anak
baru muda yang sebetulnya tidak semenyeramkan itu.
#1 Takut Putus sama Ayang
Sebagian besar anak baru muda sekarang punya ayang dan
sayang sama ayangnya. Saking sayangnya sama ayang, biasanya mereka melakukan
berbagai hal untuk mempertahankan kesenangan dan kebahagiaan bersama ayang.
Itu dilakukan supaya pasangan yang bahagia ini bisa bertahan
selamanya. Mereka sangat tidak ingin pisah. Putus adalah kata yang paling
mereka takutkan. Istilah menjijikkannya adalah “menua bersama”. Endingnya,
Bucin.
Takut berpisah itu wajar, tapi putus cinta itu sebetulnya
tidak semenyeramkan itu. Putus cinta adalah sebuah fase dalam pacaran yang
sangat mungkin terjadi kapan saja. Kalau Anda berani mengambil resiko untuk
pacaran, maka Anda juga harus berani untuk putus.
Anda dan saya tidak bisa memaksakan kehendak ayang ketika
tidak lagi ingin dengan kita. Makanya, sebelum memutuskan untuk pacaran dengan
ayang, pikirkan dulu kemungkinan yang terjadi ketika ayang Anda meminta untuk
putus. Martabak tidak akan menyelesaikan masalah.
Ingat! Tanpa ayang, Anda sudah tidak akan Bucin.
#2 Takut Ditinggal Nikah
Saya kerap berselebrasi sebelum mencetak goal. Pun bisa
terjadi sebaliknya. Saya kerap memikirkan kemungkinan terburuk ketika melakukan
sesuatu. Ini juga terjadi ketika saya memutuskan untuk pacaran.
Saya selalu berpikir bahwa ayang akan jadi jodoh saya. Di
sisi lain saya selalu berpikir bahwa saya akan ditinggal nikah. Makanya, ketika
kemungkinan terburuk benar-benar terjadi, saya sudah tidak lagi terkejut.
Saya benci sekali sama video-video pernikahan yang didatangi
sama mantan. Mereka menampakkan ketangguhan dengan sangat menjijikkan. Bahkan
ada yang bernyanyi untuk mantan yang sudah menikah dengan orang lain.
Jika ditinggal nikah selalu digambarkan dengan situasi yang
sedemikian itu, memang terasa sangat menyakitkan. Tapi percayalah, bahwa ketika
ayang kita menikah dengan orang lain, kita tidak perlu selalu merasa bahwa kita
sedang dikhianati
Kita juga tidak perlu menunjukkan drama-drama menggelikan
yang sama sekali tidak bermanfaat.
Ada sikap yang sebetulnya bisa kita pakai ketika kita
ditinggal nikah sama ayang. Sikap tersebut adalah biasa saja. Tidak semudah itu
memang, tapi bersikap biasa saja lebih mudah ketimbang harus memilih lagu,
menghafal, dan menyanyikannya di acara mantenan mantan.
Saya pernah berada di posisi ini, dan saya berhasil bersikap
biasa saja.
#3 Takut Ayang Selingkuh
Jika ketakutan ini sudah terjadi, maka level kebucinan kita
terhadap ayang semakin menjadi-jadi. Bahkan cenderung mengada-ngada. Biasanya,
orang yang memiliki ketakutan ini akan mendekap pasangannya di bawah keteknya.
Tidak mengizinkan pasangannya untuk berinteraksi dengan
lawan jenis dan selalu memeriksa gawai pasangannya. Ini tentu tindakan yang
tidak membuat nyaman.
Begini, saya pernah selingkuh dan kebetulan belum pernah
diselingkuhi. Tapi, sebagai seorang yang pernah selingkuh, selingkuh terjadi
ketika kita sudah tidak nyaman dengan pasangan.
Jadi, ketimbang Anda harus memaksa ayang untuk tetap bertahan
dengan segala cengkraman yang Anda terapkan. Lebih baik, bikin pasangan semakin
nyaman dan yakinkan dia bahwa Anda adalah pasangan yang lebih baik ketimbang
yang lain.
Buktikan bahwa Anda adalah pasangan yang lebih baik
ketimbang Happy Asmara atau Nicholas Saputra. Kalau dengan itu pasangan Anda
tetap selingkuh, berarti memang pasangan Anda brengsek aja. Udah, putusin!
#4 Takut Bokek
Ini ketakutan yang kerap sekali dirasakan oleh para
laki-laki. Pasalnya, rata-rata anak muda yang pacaran sebagian besar masih
belum memiliki pekerjaan tetap dan masih bergantung pada orang tua.
Transferan bulanan menjadi satu-satunya sumber penghasilan
yang bisa diandalkan. Maka dari itu memiliki pacar biasanya akan menjadi hal
yang menyeramkan. Apalagi (yang ada di bayangan) ketika keluar dengan ayang,
kita akan merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar semua yang dia makan.
Buat para laki-laki miskin seperti saya. Sebetulnya, Anda
tidak perlu takut dengan hal ini. Habisnya uang Anda, bukan disebabkan karena
Anda pacaran. Tapi Anda keliru dalam bersikap terhadap pasangan.
Perempuan sebetulnya tidak selalu meminta ditraktir ketika
keluar. Kalau pasangan Anda adalah perempuan yang sayang dengan Anda, maka
apapun yang kalian berdua lakukan akan menjadi hal yang menyenangkan. ini
terdengar klise, tapi memang betul.
Masih banyak perempuan yang mau diajak untuk patungan ketika
bayar makan. Tinggal bagaimana sikap Anda ketika sedang pendekatan. Itu akan
sangat menentukan bagaimana nasib uang Anda ketika sudah benar-benar pacaran.
#5 Takut Menikah
Kalau ini ketakutan saya sendiri. Saya sudah pacaran sudah
sejak lama. Saya bahkan lupa kapan terakhir kali saya jomblo. Bukan karena saya
laki-laki ganteng yang memiliki banyak penggemar. Saya tidak pilih-pilih
pasangan saja.
Selama itu, saya selalu membayangkan bahwa menikah adalah
sebuah seremonial yang mengerikan. Menghambur-hamburkan uang hanya untuk
mendapatkan ucapan selamat.
Tapi meskipun begitu, banyak orang-orang yang bilang kalau
menikah tidak semenyeramkan itu. Saya percaya, tapi saya tidak bisa
membayangkan bagaimana saya akan tidur ketika perempuan di samping saya ngorok?
Alasan saya terasa mengada-ngada, tapi itu cuma salah
satunya. Salah duanya adalah perihal finansial. Saya takut miskin. Tapi, kata
orang-orang yang sudah menikah juga, bahwa rejeki orang yang sudah menikah dan
belum menikah itu berbeda.
Orang yang sudah menikah memiliki rejeki yang tidak bisa
dibayangkan dari mana asalnya. Salah satu kiai mengibaratkan menikah dengan
beternak sapi. Sapi adalah pasangan, dan rumput adalah rejeki. Orang yang tidak
beternak sapi, tidak akan pernah mencari rumput. Tapi orang yang sudah punya
sapi, pasti punya rumput.
Meskpun demikian, saya masih tetap takut menikah.
Masih banyak ketakutan-ketakutan perihal ayang yang
dirasakan oleh anak muda kekinian, dan tidak akan selesai apabila semuanya
ditulis. Akan tetapi, ketakutan-ketakutan di atas rasanya cukup mewakili
perasaan orang-orang yang takut perihal ayang-ayangan.
Posting Komentar untuk "5 Ketakutan tentang Ayang yang Sebetulnya Tidak Menyeramkan"
Beri saran